Rabu, 27 April 2022

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9 "Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran"

 

 

Koneksi Antarmateri

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran


Oleh


ELISYA SOVIA, S.Pd.,Gr

SMA NEGERI 1 PASIE RAJA

CGP-4 Kabupaten Aceh Selatan

 

Sebagai seorang guru yang dituntut bisa menjadi pemimpin pembelajaran maka di dalam realitanya mengambil keputusan didalam suatu situasi tidak terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi. Di dalam modul-modul  Pendidikan Guru Penggerak sebelumnya, kita dapat memahami adanya keterkaitan tentang bagaimana paradigma- paradigma yang mampu mengarahkan kita menjadi pemimpin pembelajaran yang arif dan bijaksana yang mampu menguasai 9 ( Sembilan ) keterampilan kepemimpinan pendukung  pemimpin pembelajaran. Oleh karena itu, saya akan memberikan pandangan dan pendapat  saya tentang keterkaitan materi tersebut melalui pernyataan yang relevan dengan pertanyaan yang terdapat di LMS modul 3.1


Hubungan Patrap Triloka Dengan Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran.

Dasar Pemikiran Ki Hadjar Dewantara  tentang pendidikan adalah menuntun peserta didik sesuai dengan kodratnya dan kodrat zaman. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka beliau menggagas sebuah konsep yang dijadikan sebagai  prinsip dasar para guru dalam melakukan pendidikan di Taman Siswa. Terdapat tiga unsur penting dan terkenal dalam Patrap Triloka, yaitu: (1) Ing ngarsa sung tulada, yang di depan memberi teladan, (2) Ing madya mangun karsa "yang di tengah membangun kemauan, (3) Tut wuri handayani, dari belakang mendukung. Konsep ini memberikan pengertian bahwa keberadaan seorang guru hendaknya memberikan keteladanan. Jika dikaitkan dengan Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, maka seorang guru di dalam memberikan keputusan atau kebijakan hendaknya bisa memberikan teladan kepada peserta didik mapun warga sekoilah yang lainnya. Seorang guru mampu memberikan motivasi, dukungan kepada muridnya dalam upaya mengembangkan potensi yang dimilikinya.



Sebagai contoh di Era Digital yang serba menggunakan IT, maka seorang guru bisa mengambil langkah yang tepat didalam pelaksanaan PBM sehingga terjalin kolaborasi yang baik antara guru sebagai fasilitator pembelajaran. Selain itu, guru yang ideal mampu mengerti bahwa sebuah kelas terdiri dari berbagai individu dengan berbagai latar budaya, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kepribadiannya, maka sudah seyogyanya guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna dan memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. hal ini dapat terwujud apabila Patrap Triloka mampu diterapkan oleh guru tersebut.

Hubungan Nilai-Nilai Dalam diri Seseorang dengan Prinsip dalam mengambil Keputusan

Salah satu yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada suatu situasi atau masalah yang dihadapi adalah prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang terdapat didalam diri seseorang. Maka dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil seseorang mencerminkan bagaimana identitas nya. Melalui Diagram Gunung Es yang telah kita pelajari sebelumnya di dalam modul 2.2 kita mengetahui bahwa identitas seseorang terbentuk oleh 3 hal, yaitu, Kepercayaan, Nilai-nilai dan Pola Fikir.  Nilai- nilai dalam diri membentuk kepribadian yang apabila menghadapi suatu penyelesaian, maka seseorang cenderung melihat  dalam sudut pandang ( Subjektif) yang akhirnya berpengaruh kepada pemilihan paradigma pengambilan keputusan.

                                 


Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang seharusnya memberikan keteladanan kepada peserta didik dan rekan sejawat sudah seharusnya kita menanamkan nilai-nilai positif didalam diri  mampu menciptakan keputusan yang nyaman bagi semua pihak,betanggunggung jawab, mengandung nilai kebajikan serta berpihak kepada murid.

 Keterkaitan  Kegiatan Terbimbing ( Modul 3.1 ) dengan Coaching

Kegiatan terbimbing sangat erat kaitannya dengan Coaching, karena langkah-langkah Coaching diperlukan untuk mendapatkan keputusan yang bijak. Seperti contoh, langkah dalam identifikasi masalah  mampu membuat kita memetakan nilai yang bertentangan dengan benar serta memahami fakta-fakta yang relevan dengan situasi yang terjadi.. Selanjutnya penggunaan komunikasi asertif dan pertanyaan-pertanyaan reflektif diperlukan untuk membangun sinergitas serta mengarahkan kita mencapai pemecahan masalah yang seharusnya.  Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ketercapaian suatu keputusan selain karena nilai yang terdapat di dalam diri juga mampu memahami permaslahan yang terjadi dan mencoba fokus kepada potensi yang dimiliki dalam penyelesaiannya, untuk mewujudkan hal tersebut, maka penerapan Coaching yang tepat ( sesuai dengan langkah-langkahnya) mampu membantu terwujudnya keputusan yang baik.

Hubungan Kemampuan Guru Dalam Mengelola Dan Menyadari Aspek Sosial Emosional Dengan Pengambilan Keputusan


Untuk mewujudkan 9 keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pembelajaran, maka seseorang harus mempunyai kesadaran penuh (Mindfulness) yang mencakup kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, Keterampilan relasi  dan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab.  Dengan adanya Mindfulness, kita mampu menyadari potensi diri, lingkungan dan masalah itu sendiri sehingga keputusan yang didapatkan nantinya mengarah kepada tujuan bersama, tanpa penilaian subjektif karena telah melibatkan pandangan orang lain serta mampu dipertanggungjawabkan kedepan nya.

 

Strategi Pengambilan Keputusan yang tepat untuk Menciptakan  Lingkungan yang Positif, Kondusif, Aman dan Nyaman.

Menjadi pemimpin pembelajaran bukanlah hal yang mudah, kita akan dihadapkan oleh berbagai sudut pandang dan kepentingan dalam memandang dan memaknai situasi yang terjadi. Keputusan yang baik bukan berarti keputusan yang mampu menyenangkan semua pihak, karena itu tidak akan mungkin terjadi, maka yang harus kita pahami , keputusan tersebut bisa dipertanggungjawabkan, mengandung nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak kepada murid. Oleh karena itu, strategi yang dapat kita lakukan adalah

a.      Menggunakan Paradigma dalam Pengambilan keputusan yang sesuai dengan situasi atau masalah yang terjadi. Adapun Paradigma pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah individu lawan masyarakat, keadilan lawan kasihan, kebenaran lawan  kesetiaan, dan jangka pendek lawan  jangka panjang.

b.      Memahami Prinsip dalam pengambilan keputusan yang bijak sesuai dengan situasi. Kepiawaian kita dalam menggunakan prinsip mengarahkan kita kepada keputusan yang tepat. Adapun Prinsip tersebut adalah  berfikir berbasis peraturan, berfikir berbasis rasa peduli dan berfikir berbasis hasil akhir

c.       Menerapkan 9 ( Sembilan) langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebagai pemimpin pembelajaran . hal ini diperlukan untuk meninjau dan merefleksikan situasi yang dihadapi, memetakan masalah dan potensi menyelesaikannya. Adapun langkah-langkahnya adalah: (a).Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini; (b).Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini; (c) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini;(c).Pengujian benar atau salah melalui Uji Legal, Uji Regulasi/Standar Profesional; (d).Pengujian Paradigma Benar lawan Benar untuk menentukan prinsip dan arah kebijakan yang akan diambil; (e),Melakukan Prinsip Resolusi; (f). Melakukan Investigasi Opsi Trilema; (g).Membuat Keputusan; (h).Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan


Faktor-Faktor Penyebab Sulitnya Pengambilan Keputusan Terhadap Kasus Dilema Etika di Lingkungan / Sekolah 

Dalam menyelesaikan permasalahan dilema etika tentu tidak semudah penyelesaian kasus bujukan moral dan pelanggaran aturan lainnya. Kita dituntut untuk mampu komitmen, konsisten sekaligus bersikap fleksibel terhadap perbedaan sudut pandang. Beberapa penyebab sulitnya pengambilan keputusan di sekolah saya adalah:

a.      Masih mempertahankan sifat kedaerahan ( etnosentris)

b.      Peraturan yang telah disepakati tidak dilaksanakan semestinya

c.       Kurang tegas nya kepemimpinan di sekolah

d.     Nepotisme yang masih mengakar dilingkungan sekolah.

Hal- Hal Yang  Dilakukan Guru Sebagai Pemimpin Pembelajaran Dalam Mengambil Keputusan Yang Dapat  Berpengaruh Terhadap Kehidupan dan Masa Depan Murid

Untuk mewujudkan keputusan yang berpihak kepada murid, maka seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat memperhatikan beberapa hal

a.   Penggunaan Coaching sebagai langkah dalam menuntun dan menemukan potensi, memberikan motivasi, meningkatkan komitmen dan sikap tanggungjawab murid.

b.      Berpegang kepada budaya positif  yang dapat terwujud dengan adanya beberapa hal yaitu: muatan Kebutuhan dasar, Keyakinan kelas, Posisi kontrol dan Restitusi

c.       Meningkatkan Nilai dan peran sebagai guru penggerak.

 

     

Kesimpulan Modul 3.1 dam Keterkaitan Dengan Modul Sebelumnya

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran mengarah kepada kemampuan kita melihat suatu situasi dan menyelesaikannya sesuai dengan kaidah-kaidah  nilai kebajikan, tanggungjawab dan berpihak kepada murid. Penyelesaian terbaik didapat ketika kita mampu meminimalisir dampak setelah keputusan tersebut diberikan kepada orang lain, Didalam pengambilan keputusan kita harus memahami unsur-unsur, prinsip, paradigma dan langkah dalam pengujian keputusan sehingga keputusan yang dihasilkan sudah dipertimbangkan dengan matang dan berpihak kepada orang banyak

Adapun keterkaitannya dengan modul sebelumnya adalah

a.      Keterkaitan dengan Modul 1.1

Dengan memahami tujuan pendidikan, desain pemikiran Ki Hadjar Dewantara serta penerapan Patrap Triloka maka keputusan yang berpihak kepada murid dapat terwujud

b.      Keterkaitan dengan Modul 1.2 dan 1.3

Memahami nilai dan peran serta memiliki visi yang jelas mampu mengarahkan kita dalam  menerapkan peraturan, mengembangkan pembelajaran yang bermakna  sehingga dalam mengambil keputusan kita mampu selaras dengan prinsip dan paradigma nya

c.       Keterkaitan dengan Modul 1.4

Budaya positif mampu menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif, hal ini berpengaruh kepada pengambilan keputusan yang tepat.

d.     Keterkaitan dengan Modul 2.1 dan 2.2

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran  didalam PBM tidak terlepas dari kemampuan guru dalam memahami kebutuhan belajar peserta didik serta kemampuan dalam memahami aspek sosial emosional karena seorang guru yang memahami kebutuhan murid dan dirinya sendiri seyogyanya mampu memberikan teladan kepada murid dengan memberikan pembelajaran yang berpihak kepada mereka

e.      Keterkaitan dengan Modul 2.3

Coaching sangat diperlukan dalam memetakan permasalahan, potensi, komitmen sehingga penerapan Coaching yang tepat mampu memberikan keputusan yang tepat juga dalam suatu permasalahan, Dengan arti lain, Coaching salah satu strategi dalam melakukan 9 langkah pengujian Keputusan  sebagai pemimpin pembelajaran.

 

 

3 komentar:

  1. Saya setuju dengan penjelasan ini, Sebagai seorang guru yang dituntut bisa menjadi pemimpin pembelajaran maka di dalam realitanya mengambil keputusan didalam suatu situasi tidak terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi. Kendala yang dihadapi tersebut harus bisa diselesaikan oleh guru. karena Guru merupakan pemimpin pembelajaran yang akan membawa murid kearah Merdeka Belajar.

    BalasHapus
  2. Terimakasih pak, semoga kita bisa menjadi pemimpin pembelajaran yang arif

    BalasHapus
  3. apa yang ibu sampaikan benar sesuai fenomena yang terjadi di lapangan, tergantung kita menyikapi dengan baik dari apa yang telah kita pelajari semua, berupayalah memberikan warna yang baik kepada tim kerja kita di lapangan.

    BalasHapus

AKSI NYATA MODUL 3.3 MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM BERDAMPAK PADA MURID

  Pojok Literasi Kelas Sebagai Sarana   Menumbuhkan Semangat Baca Siswa Di SMA Negeri 1 Pasie Raja Peristiwa (Facts) A.       Latar ...