Jumat, 27 Mei 2022

KONEKSI ANTAR MATERI PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

 

 


Oleh

ELISYA SOVIA,S.Pd.,Gr

CGP-4 Kabupaten Aceh Selatan

 

A.    A.    Sintesis Berbagai Materi

 

1.  Keterkaitan Modul 3.2 (Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya) dengan modul sebelumnya

 

Mewujudkan peran menjadi  seorang pemimpin sumber daya di sekolah, tentu tidaklah mudah untuk dilakukan oleh seorang pendidik. Maka, dengan merefleksi  materi dan pembelajaran yang didapat sebelumnya dalam pendidikan guru penggerak bisa menjadi pedoman, acuan serta masukan dalam mengambil langkah yang tepat sehingga menciptakan ekosistem sekolah berbasis aset dapat terlaksana.

a.      Keterkaitan dengan Modul 1.1  Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Keberhasilan seorang pendidik dalam menuntun kodrat peserta didik yang beragam  mampu menjadi aset penting bagi sekolah. Hal ini berkaitan erat dengan 7 kekuatan aset atau modal yang kita pelajari, dimana salah satu dan paling utama adalah modal manusia. Seperti yang kita ketahui dalam ekosistem sekolah tentu modal manusia tersebut tidak terlepas dari guru dan peserta didik.

b.     Keterkaitan dengan Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Mengembangkan aset potensial yang  dimiliki  oleh sekolah tentu dibutuhkan nilai dan peran dari warga sekolah. Modul 1.2 memberikan pemahaman tentang  nilai dan peran yang dapat kita gunakan dalam memberdayakan aset , seperti yang dapat kita lihat melalui gambar dibawah ini.  Kita bisa menjadikan kerangka pemahaman ini dalam mewujudkan tujuan sekolah.


Sebagai contoh, dengan adanya mandiri, inovatif dan kreatif maka kita bisa memanfaatkan asset dalam modal fisik dan sosial sebagai langkah meningkatkan peran dalam menjadi pemimpin pembelajaran.

c.       Keterkaitan dengan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Modul ini sangat erat kaitannya secara langsung dengan modul 3.2 karena dengan penerapan Inkuiri Apresiatif kita dapat memetakan potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh ekosistem kita dengan merujuk kepada 7 aset atau modal yang dipelajari di modul 3.2. Adapun langkah Inkuiri Apresiatif dapat kita lihat melalui gambar dibawah ini :



Dapat disimpulkan modul 1.3 adalah alternatif dalam mewujudkan modul 3.2 dalam mengoptimalkan potensi dengan berpijak kepada aksi nyata B-A-G-J-A.

d.     Keterkaitan dengan Modul 1.4 Budaya Positif

Dalam mengoptimalkan potensi menjadi kekuatan sekolah, tentu dibutuhkan budaya positif yang menunjang terwujudnya kerjasama antar warga sekolah. Dengan memahami konsep dasar disiplin positif, posisi kontrol, segitiga restitusi kita mampu bersinergi membangun aset, meningkatkan aset yang telah ada dan menjadikan kelemahan sebagai kekuatan.

e.      Keterkaitan dengan Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Peserta didik merupakan aset dalam modal manusia di sekolah. Sebagaimana yang telah dijabarkan dalam modul 1.1 bahwa setiap peserta didik memiliki kodrat masing-masing, tugas kita adalah menuntun hal tersebut. Salah satu cara dalam mewujudkannya adalah dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar yang berbeda (kesiapan belajar, minat dan profil belajar). Dengan penerapan pembelajaran ini, diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan tetapi juga mampu menjadikan langkah awal menunjang tumbuh kembangnya peserta didik sebagai aset sekolah dengan keahlian yang sesuai dengan bidang nya masing-masing.

f.       Keterkaitan dengan Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional





PSE diperlukan dalam menentukan, mengelola dan memastikan keputusan yang tepat karena dengan berkesadaran penuh kita bisa menggali potensi diri dan lingkungan. Mengembangkan aset yang dimiliki tentu berawal dari pemetaan tentang apa saja yang dimiliki oleh sekolah kita. Dalam pemetaan itu, kita tidak bisa melakukan sendiri, diperlukan kemampuan diri, kesadaran sosial sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemetaan tersebut sehingga Keputusan yang dilakukan nantinya  bisa dipertanggungjawabkan

g.      Keterkaitan dengan Modul 2.3 Coaching

 



Apabila B-A-G-J-A bertujuan untuk memetakan apa yang akan dilakukan terkait aset potensial disekolah, maka Coaching dengan model TIRTA merupakan wadah dalam menggali potensi yang dimiliki oleh aset potensial tersebut.  Dengan berpegang kepada pemahaman permasalahan,  potensi dan komitmen terhadap langkah yang akan dilakukan memudahkan dalam mewujudkan IA dengan skema B-A-G-J-A untuk merealisasikan diri sebagai pemimpin sumber daya di sekolah.

h.  Keterkaitan dengan Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Menjadi pemimpin sumber daya sekolah meletakkan posisi kita sebagai prang pertama dalam pengambilan keputusan yang akan memberikan dampak di masa yang akan datang. Untuk itu, diperlukan pemahaman prinsip, paradigma dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan supaya keputusan yang kita berikan berdampak positif dan tidak menimbulkan dilema bagi warga sekolah.

2.      Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya dan Implementasinya

Berbicara mengenai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, erat kaitannya dengan semua hal yang terdapat di sekolah sebagai ekosistem baik itu hal biotik dan abiotik. Kita diharapkan mampu berfikir berbasiskan asset (ABCD) dengan berfokus kepada kelebihan yang dimiliki oleh sekolah. Sebagai seorang guru, implementasi pengelolaan sumber daya ini bisa kita lakukan di kelas dengan cara melihat potensi yang dimiliki oleh peserta didik di dalam PBM dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. kita bisa memetakan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan belajar sehingga kita bisa fokus kepada kelebihan yang dimiliki peserta didik. Hal ini berdampak kepada meningkatnya motivasi  dan hasil belajar peserta didik nantinya.

Implementasi pengelolaan sumber daya di sekolah maupun kepada warga sekolah tentu lebih rumit dibandingkan mengelola  kelas. Hal yang dapat saya lakukan sebagai berikut :

a.      Merubah mindset

Pola fikir  dan sudut pandang tentang sesuatu merupakan hal utama yang harus disamakan dalam mewujudkan tujuan bersama. Warga sekolah masih memandang kelemahan sebagai poin utama yang harus dibenahi di sekolah, hal ini dapat dilihat pada setiap rapat bulanan. Kepala sekolah lebih mengutamakan langkah apa yang akan dilakukan untuk mengatasi kekurangan dan melupakan aset dan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah. Untuk itu, keberadaan guru penggerak diharapkan dapat membumikan paradigma berbasis aset ini supaya sekolah bisa mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki.

b.     Berkoordinasi  dengan berbagai pimpinan sekolah dan pihak terkait

Melakukan perubahan tidak bisa dilakukan sendiri. Kita membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terutama pimpinan sekolah. Saya akan melakukan koordinasi dengan kepala sekolah untuk memudahkan sosialisasi kepada warga sekolah. Dengan tanggapan positif kepala sekolah, saya akan bersinergi dengan komunitas praktisi di sekolah melakukan sosialisasi kepada warga sekolah lainnya.

c.       Sinergitas warga sekolah

Apabila sudah memiliki mindset yang sama dan terjadi koordinasi kepada warga sekolah, maka saya akan berusaha untuk bersinergi dengan warga sekolah memetakan kekuatan yang dimiliki sekolah dan fokus untuk mengembangkan aset tersebut.

3.   Perubahan Diri Setelah Mempelajari Modul 3.2 (Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya)

Setelah mempelajari modul ini, saya memahami bahwa sekolah sebagai sebuah ekosistem terdiri dari faktor  biotik dan abiotik serta memahami 7 aset atau modal dalam suatu sekolah. Perubahan yang saya rasakan adalah perubahan mindset. Selama ini saya berfikir bahwa berfokus kepada masalah memang cara terbaik karena hal tersebut yang selalu dilakukan oleh pimpinan di sekolah selama ini. Kami mencari penyelesaian permasalahan yang terjadi setiap melakukan rapat bulanan. Setelah mempelajari modul ini, saya mengetahui bahwa berfikir berbasis aset atau kekuatan merupakan hal yang lebih baik, karena kita bisa membuat budaya positif d sekolah, lebih optimis mengenai kekuatan yang dimiliki serta menjadikan kekurangan sebagai kekuatan dengan memberdayakan aset yang mampu menutupi kekurangan tersebut. 

B. Rancangan Tindakan ( B-A-G-J-A)

PRAKARSA PERUBAHAN

 

TAHAPAN

Pertanyaan

Daftar tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban

B-uat pertanyaan (Define)

        Membuat pertanyaan utama yang akan menentukan arah investigasi kekuatan/potensi/ peluang;

        Menggalang atau membangun koalisi tim perubahan

Bagaimana mewujudkan kelas yang mampu menerapkan profil pelajar pancasila sesuai dengan pemikiran KHD?

1.    Menerapkan  keberpihakan kepada murid.

2.    Pembelajaran yang bermakna sesuai dengan kodrat yang dimiliki.

A-mbil pelajaran (Discover)

        Menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/ peluang lewat investigasi;

        Menentukan bagaimana cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar, survei individu, multi unsur

Bagaimana menentukan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga tercapai kelas yang  diinginkan?

 

1.    Memahami karakteristik peserta didik

2.    Memetakan potensi yang dimiliki peserta didik

3.    Kerjasama dengan orangtua untuk mengetahui karakter dan  potensi peserta didik

4.    Menerapkan pembelajaran berdasarkan potensi peserta didik

G-ali mimpi (Dream)

        Menyusun deskripsi kolektif bilamana inisiatif terwujud;

        Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama, multiunsur (kapan, di mana, siapa saja).

1.   Hal baru apa yang dilakukan agar  Kelas impian tercapai?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


2.   Apa hal mendukung dalam mewujudkan kelas impian tesebut?

 

 

Mengimplementasikan Pendidikan Berdiferensiasi melalui Program sekolah “MERONA” ( Mandiri, Edukatif, Religius, Objektif, Naratif, Adaptif “, Beberapa hal yang akan  dilakukan adalah :

a.    Mandiri, Meningkatkan kompetensi pendidik dalam menggunakan model dan media pembelajaran melalui pelatihan yang akan diadakan oleh sekolah sehingga mampu memberikan pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran

b.    Edukatif, Meningkatkan kemampuan bernalar kristis peserta didik dengan memanfaatkan pojok literasi kelas.

c.    Religius, Mengembangkan pemahaman agama melalui kearifan lokal yang terintegrasi dalam pembelajaran,

d.   Objektif, Tegas, adil dan bertanggungjawab didalam mengambil keputusan tanpa membedakan latar belakang peserta didik  sehingga mampu menanamkan profil pelajar yang berkebhinnekaan global.

e.    Naratif, meningkatkan kreativitas peserta didik melalui  “SASISAKA”

f.     Adaptif, penerapan pembelajaran konstektual untuk meningkatkan rasa Empati dan menimbulkan sikap gotong royong.


1.    Kepala sekolah yang selalu memberikan kesempatan untuk guru-guru mengembangkan program yang dimiliki

2.    Rekan guru yang ingin berkembang.

3.    Sarana dan prasarana sekolah

4.    Komite dan Wali Murid yang peduli kepada pembelajaran di sekolah.

5.    Peserta didik yang mempunyai semangat dan menyukai tantangan

J-abarkan rencana (Design)

         Mengidentifikasi tindakan konkret yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera,dan langkah berani/terobosan yang akan memudahkan keseluruhan pencapaian;

         Menyusun definisi kesuksesan pencapaian

Bagaimana paparan rencana dan siapa saja yang terlibat dalam mewujudkan hal positif ini di sekolah?

1.    Mendesain   Model pembelajaran yang sesuai dengan kodrat anak

2.    Mengintegrasikan metode  “RASA-KU” ( Ramah, Asyik, Santun, Aktif- Kompetitif, dan Ulet)  didalam pembelajaran  dengan  menciptakan pembelajaran holistic.

3.    Mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran yang mengarah kepada potensi yang dimiliki peserta didik

4.    Pihak yang terlibat adalah kepala sekolah sebagai  pimpinan sekolah yang memberikan masukan, izin penggunaan sarana dan prasarana dan Rekan guru yang membantu menerapkan Program ini.

A-tur eksekusi (Deliver)

        Menentukan siapa yang berperan/ dilibatkan dalam pengambilan keputusan;

        Mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas (misal: SOP, knowledge management, monev/refleksi)

 

1.  Siapakah yang  berperan melakukan perubahan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



 

2.  Kapan kelas impian ini mulai diwujudkan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.  Apa indikator keberhasilan ?

 

 

 

1.     Guru sebagai subjek yang  membuat program dan menginginkan prubahan

2.     Peserta didik sebagai objek perubahan

3.     Kepala sekolah yang melakukan pengawasan dan monitoring pada program yang direncanakan

 

Mulai dari sekarang dengan langkah- langkah sebagai berikut :

1.  Merubah mindset

2.Berkoordinasi dengan berbagai pimpinan sekolah dan pihak terkait

3.Sinergitas warga sekolah

 

Terwujudkan Kelas yang mampu menerapkan  keberpihakan kepada murid  sehingga  tercipta pembelajaran yang bermakna sesuai dengan kodrat yang dimiliki

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKSI NYATA MODUL 3.3 MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM BERDAMPAK PADA MURID

  Pojok Literasi Kelas Sebagai Sarana   Menumbuhkan Semangat Baca Siswa Di SMA Negeri 1 Pasie Raja Peristiwa (Facts) A.       Latar ...