Pojok Literasi
Kelas Sebagai Sarana Menumbuhkan
Semangat Baca Siswa
Di SMA Negeri 1
Pasie Raja
Peristiwa (Facts)
A.
Latar Belakang
Memahami pemikiran
Ki Hadjar Dewantara membuat saya mempunyai perspektif baru dalam memandang arti pendidik dan pendidikan. Perumpamaan
seorang pendidik sebagai petani memberikan arti bahwa tugas utama pendidik yaitu mampu menuntun kodrat anak bukan menumbuhkan kodrat baru
yang sering kita lakukan dan menganggap itu adalah hal yang benar. Kemampuan
menuntun inilah yang akhirnya menciptakan Merdeka Belajar karena peserta didik
mampu mengembangkan dirinya secara mandiri, mampu meyakini segala sesuatu yang benar
dengan seorang pendidik yang menuntun ketercapaian potensinya. Selain itu,
“Berhamba Kepada Anak” yang mengisyaratkan keberpihakan kita kepada anak yang
ditandai dengan memahami apa yang dibutuhkan oleh anak memberikan pemahaman
bagi saya bahwa kesuksesan seorang pendidikan dan pendidikan itu apabila
pendidik memahami dengan menggunakan rasa dan
mengerti karakteristik peserta didik.
Berakar dari
pemikiran tersebut, maka kita perlu memberikan ruang kepada murid untuk bisa
menjadi bagian dalam pembelajaran dengan menerapkan kepemimpinan murid yang
terdiri dari polihan, suara dan kepemilikan. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinnekaan global,
mampu bergotong royong, mandiri, berpikir kritis dan kreatif. Senada dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara,
SMA Negeri 1 Pasie Raja mempunyai moto “CERDAS”, Creatif, Educatif, Religius, Disiplin,
Amanah dan Santun mengharapkan lahirnya
murid yang mampu mewujudkan
ruang kelas yang nyaman, menghadirkan rasa kepemilikan serta cinta
yang tinggi terhadap sekolah dan terwujudnya rasa kepedulian antara guru dan murid.
Pandemi covid -19 yang melanda Indonesia berdampak kepada
penerapan BDR (belajar dari rumah) bagi dunia pendidikan. Murid diharapkan
mengerjakan penugasan secara online dan offline yang menyebabkan minat belajar
murid d SMA Negeri 1 Pasie Raja menurun karena kebanyakan tugas dikerjakan
dengan cara menyontek kepada teman atau copy paste dari internet. Hal ini ini
diperparah dengan kurangnya kedekatan guru dan sesama murid karena tidak pernah
bertatap muka secara langsung dalam PBM. Setelah new normal dan PBM kembali
dilakukan di ruang kelas ditemukan kenyataan yang sangat memprihatinkan. Murid
yang seharusnya memiliki semangat belajar dengan membaca dan memahami
pembelajaran justru memiliki sikap yang berlawanan dengan profil pelajar
pancasila dan sekolah sebagai taman seperti konsep ki Hadjar tidak dapat
terwujud karena kurangnya rasa kedekatan peserta didik dan murid.
Berdasarkan hal tersebut, maka Kepala Sekolah, saya
sebagai Koordinator GLS dan dewan guru berinisiatif untuk menciptakan program
yang mampu menjadikan sekolah sebagai “ taman” bagi murid dengan memberikan
kesempatan kepada mereka berkreasi melalui pembangunan pojok literasi kelas.
Adapun tujuan program Pojok Literasi
adalah mampu menciptakan Lingkungan
yang melatih murid mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara
positif, arif dan bijaksana, melatih murid
menerima dan memahami kekuatan diri, sesama serta masyarakat dan
lingkungan sekitarnya dan menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid
untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan. Selain itu, diharapkan dengan adanya program ini
mampu menghadirkan suasana baru dalam
memandang keberadaaan peserta didik terkhusus berhubungan dengan minat dan
bakat dan momentum bagi guru dalam memetakan profil belajar
peserta didik kita demi terwujudnya pembelajaran yang bermakna bagi seluruh peserta
didik kita.
B. Aksi Nyata
1. Sosialisasi dan jajak pendapat mengenai
Program Pojok Literasi Kelas bersama Kepala Sekolah dan Warga Sekolah.
Langkah
ini bertujuan untuk menyamakan persepsi
dalam menerapkan program Pojok Literasi Kelas. Berdasarkan jajak pendapat, maka
dihasilkan keputusan bahwa pelaksanaan Program ini dilakukan dalam 2 bentuk
yaitu pembuatan pojok literasi dan penggunaan
Pojok Literasi Kelas.
a) Tahap Pembuatan Pojok Literasi Kelas
Adapun Langkah yang dilakukan adalah
Ø Wali
kelas memberikan pemahaman mengenai Program Pojok Literasi kepada siswa kelas
dan merencanakan agenda pembuatannya
Ø Murid
berkolaborasi dengan wali kelas menentukan tema Pojok Literasi, konten serta
desain yang diinginkan, sekolah menfasilitasi pembiayaan dalam pembuatan pojok
literasi kelas.
Ø Berdasarkan
kesepakatan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan wali kelas maka pengerjaan
pojok literasi dilakukan dalam waktu 2 minggu dan dilakukan di luar proses PBM
b) Tahap Penggunaan Pojok Literasi Kelas
Adapun langkah yang dilakukan adalah:
Ø Sebelum
PBM jam pelajaran pertama dimulai maka
dilakukan kegiatan literasi selama 15 Menit.
Ø Siswa
mencatat pemahaman mengenai bacaan
tersebut di dalam Buku Literasi masing-masing
Ø Buku
Literasi tersebut dikumpukan pada akhir pekan untuk dinilai oleh Penanggung
Jawab Pojok Literasi Kelas.
Ø Setiap
siswa yang telah membaca buku akan mencatatkan nama nya dalam buku agenda yang
terdapat di Pojok Baca masing-masing
Ø Guru
dan Tendik diperbolehkan memimjam buku di Pojok Literasi dengan mengisi buku
tamu dan peminjaman.
Ø Sekolah
memfasilitasi pemilihan Pojok Literasi Kelas dengan pemberian Piala Bergilir
dan buku sebagai reward untuk juara 1, 2 dan 3
Ø Setiap
akhir bulan akan dilakukan penilaian Pojok Literasi Kelas berdasarkan 3 hal
yaitu, Buku literasi siswa, konten buku yang tersedia, kenyamanan pojok
baca hal ini bertujuan untuk menjadikan sekolah terutama ruang kelas sebagai rumah
kedua sehingga mampu menghadirkan rasa kepemilikan dan cinta yang tinggi
terhadap sekolah dan terwujudnya rasa kepedulian antara guru dan peserta didik.
2. Pembuatan Pojok Literasi Kelas
Pembuatan
Pojok Literasi ini dilakukan oleh Wali Kelas dan peserta didik dengan tema yang
mereka sepakati bersama. Hal yang
menarik di dalam pembuatan pojok literasi adalah antusias peserta didik dalam mewujudkan
tema impian serta kerjasama dan
kekeluargaan yang tercipta dalam pengerjaannya yang sebelumnya sempat beberapa
lama dilanda pandemi yang mengharuskan belajar secara Online/ PJJ. Begitu banyak tema dan desain yang dihadirkan dengan
berbagai filosofi yang ditawarkan sebagai keunikan kelas masing-masing.
Desain yang dihadirkan merupakan bentuk pemahaman peserta didik tentang Pojok Literasi dan jurusan masing-masing. Berdasarkan kunjungan ke setiap kelas, beberapa pernyataan menarik peserta didik mengenai pemilihan tema kelas, diantaranya kelas XII.IPA-1 disaat tim menanyakan tema yang mereka ambil yaitu luar angkasa/ Antariksa maka muncullah pernyataan bahwa pojok literasi mampu memberikan ilmu dan wawasan sehingga dengan demikian kita bisa menggapai tujuan, selain itu kelas X.IPS-2 menghadirkan desain pintu / gerbang yang melambangkan bahwa pjok literasi yang memuat berbagai buku adalah gerbang untuk mencapai ilmu dan wawasan yang luas dan kelas. XII.IPS-2 membuat lukisan Pohon dengan Filosofi “ AlAM “ (Asyik, Loyalitas, Aktif dan Mahir) sebuah pengharapan untuk terwujudnya kelas yang nyaman, aktif dan gembira disaat belajar
3. Penggunaan Pojok Literasi Kelas
Pojok Literasi kelas dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi guru dalam PBM seera memfasilitasi murid dalam berkarya karena di Pojok Literasi kelas juga terdapat hasil karya peserta didik seperti puisi, cerpen, komik digital dan karya lainnya terangkum dalam Program :SASISAKA” “satu siswa satu karya. Program membaca 15 menit dilakukan setiap hari efektif, Pemilihan Pojok Literasi terbaik dilakukan satu kali sebulan, diakhir bulan dengan tim penilai yang terdiri dari pengawas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan tim GLS
4. Penilaian Pojok Literasi Kelas
5. Pengumuman dan Penyerahan Piala Bergilir
untuk Kelas dengan Pembuatan dan Penggunaan Pojok Literasi Kelas Terbaik
Berdasarkan Kriteria penilaian yang telah dirancang oleh Tim Penilai yang diketuai oleh oleh Wakabid. Kurikulum sebagai ketua pelaksana kegiatan perlombaan, Bapak Fardi, S.Pd.,Gr dan Nilai yang telah dirangkum oleh tim penilai pada tahap 1 maka juara 1 Lomba Pojok Literasi Bulan Februari 2022 diperoleh oleh kelas X. MIPA-1, XII.MIPA-1 dan XII.IPS-1
Perasaan
(Feeling)
Dapat mewujudkan program yang berpihak
kepada murid seyogyanya mampu membuat kita bahagia dan bersemangat tentunya.
Dengan terlaksananya program ini serta dukungan dari warga sekolah membuat saya
merasa mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang berarti bahwa setiap murid
memang mempunyai potensi sesuai dengan kdrat nya, Hal ini dapat terlihat dari kepemimpinan murid (suara, pilihan dan
kepemilikan murid) yang tergambar melalui program ini yaitu:
A. Suara
1. Murid memberikan ide dan
gagasan tentang desain pojok literasi kelas masing-msing
2. Setiap murid dilibatkan dalam
perencanaan kegiatan
3. Murid memberikan umpan balik
terhadap gagasan yang diberikan rekannya.
4. Memberikan kesempatan dalam
memetakan tata tertib Pojok Literasi Kelas masing-masing
B. Pilihan
1. Memberikan kesempatan
kepada murid mengambil peran dalam
kegiatan pembuatan pojok literasi kelas ( cat, desain lukisan, tata letak buku,
karya yang akan di pajang)
2. Murid diberikan kesempatan
untuk merencanakan rencana, jadwal dan agenda dalam kegiatan.
3. Memberikan kebebasan dan
kesempatan kepada murid untuk mempresentasi
tema Pojok Literasi kelas masing-masing.
C. Kepemilikan
1. Sebelum membuat Pojok Literasi,
wali kelas menanyakan apa yang meteka ketahui tentang pojok literasi dan
pengalaman tentang literasi
2. Memberikan umpan balik terhadap
hasil kerja dan karya murid.
3. Membuat jadwal literasi pada
setiap pojok baca sehingga setiap murid mendapatkan kesempatan yang sama.
4. Komitmen dalam melaksanakan
aturan dan menjaga kebersihan pojok literasi
5. Memajang hasil karya murid di
pojok literasi
Pembelajaran
(Findings)
Terwujudnya Program Pojok Literasi Kelas ini memberikan pembelajaran kepada kami
bahwa keberhasilan sebuah program tidak
terlepas dari 2 hal yaitu kerja sama,
kepercayaan dan apresiasi. Jajak
pendapat menghasilkan putusan yang jelas
tentang program yang akan dilakukan mampu membangun kolaborasi yang efektif
antara wali kelas dengan murid dalam terciptanya pojok literasi di kelas
masing-masing. Kepercayaan yang diberikan kepada murid melalui suara, polihan
dan kepemilikan memberikan wadah untuk berkarya, berinovasi serta menunjukkan
kreativitas yang dimiliki oleh murid yang selama ini masih terpendam serta
apresiasi melalui perlombaan mampu memberikan semangat positif dalam berkarya.
Dengan adanya program ini mampu memberikan kedekatan
secara emosional antara guru dan sasama murid. Murid yang selama ini kurang
mengenal satu sama lain karena pembelajaran BDR mampu menjadi saling dukung dan
saling mengerti satu sama lain melalui pengerjaan dan penggunaan pojok literasi
ini. Dilain sisi, penggunaan pojok literasi denganjadwal dan prosedur yang
jelas mampu meningkatkan kemampuan murid
dalam berfikir kritis dan semangat membaca. Hal ini dapat dilihat dari hasil
karya dalam program “SASISAKA” yang telah berlangsung.
Berdasarkan kegiatan yang masih berlangsung, saya melihat bahwa
masih perlu peningkatan dalam Program Pojok Literasi kelas ini. Salah satunya
yaitu kreativitas dalam mengelola konten
yang terdapat pada pojok literasi yang lebih berdaya guna. Masih ditemui buku
pelajaran sebagai bahan bacaan di Pojok Literasi kelas. Mengenai hal tersebut,
saya sebagai Koordinasi GLS telah melakukaan koordinasi dengan kepala sekolah
dan Kepala Perpustakaan untuk membuat program peminjaman buku berkala untuk setiap kelas dan akan digilir
dalam satu bulan sekali. Hal ini bertujuan agar murid mendapat bahan bacaan
baru yang lebih bervariasi. Selain itu,
perlu peningkatan dari tim literasi kelas dalam menentukan konten tulisan yang akan dijadikan sebagai salah satu
penilaian pojok literasi sehingga mampu mewujudkan murid yang berfikir kritis,
kreatif dan berkhebinnekaan global.
Penerapan ke depan ( Future)
Keberhasilan kegiatan pengelolaan program
berdampak pada murid
di SMA Negeri 1 Pasie Raja menjadi langkah awal bagi kami dalam berbenah
mewujudkan sekolah yang mampu meningkatkan sinergitas warga sekolah dalam
membuat kebijakan berlandaskan kepemimpinan murid (suara, pilihan dan
kepemilikan). Adapun langkah yang akan
dilakukan ke depannya:
1. Meningkatkan Kerja sama antar
warga sekolah
2. Identifikasi program yang mampu
mewujudkan kepemimpinan murid
3. Meningkatkan peran murid dalam Program sekolah sesuai dengan
potensi yang dimiliki
4. Evaluasi kebijakan serta
program yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Refleksi
Refleksi yang
sangat menarik dan pengalaman yang berharga dengan
keberadaan Pojok Literasi ini adalah mampu menghadirkan suasana baru dalam memandang
keberadaaan peserta didik terkhusus berhubungan dengan minat dan bakat. Begitu
banyak muncul peserta didik dengan bakat yang sebelumnya tidak diketahui oleh guru nya karena peserta
didik yang terkadang masih memiliki sifat yang pemalu dan merasa minder.
Hal ini bukan hanya
menjadi pencapaian yang baik bagi kami
SMA N 1 Pasie Raja dalam mewujudkan program literasi sekolah
namun PR bagi kita semua sebagai
guru kita harus mampu dalam memetakan profil belajar peserta didik kita demi
terwujudnya pembelajaran yang bermakna bagi seluruh peserta
didik kita. Besar harapan, Pojok Literasi Kelas
ini mampu menjadi momentum bagi peserta didik
kami lebih berkreasi di masa
yang akan datang
dengan lebih banyak karya mereka yang diletakkan disetiap
rak-rak buku yang telah disediakan.